Cara Mudah Menggunakan Rumus Laba Usaha dan Faktor Yang Mempengaruhi

Dalam proses bisnis, mendapatkan keuntungan merupakan harapan dan tujuan dari setiap pelaku usaha. Namun demikian, tidak semua pelaku bisnis mengetahui berapa besaran laba yang berhasil mereka dapatkan. Dan apakah laba tersebut, merupakan laba bersih atau masih berupa laba kotor? Yaitu jenis laba yang belum dikurangi dengan pengeluaran operasional lainnya. Oleh karena itu, setiap pelaku usaha harus memahami bagaimana rumus laba usaha, agar bisa mengetahui nilai keuntungan sebenarnya yang bisa mereka dapatkan dari bisnis tersebut.

Dalam definisinya, laba usaha adalah sebuah cara untuk mendapatkan informasi mengenai besaran keuntungan yang bisa didapatkan dalam sebuah periode waktu pada sebuah bisnis yang dijalankan. Dalam menghitung besaran nilai laba ini, para pelaku bisnis harus mengetahui mengenai rumus laba usaha.

Dalam komponen rumus laba usaha ini, diperlukan beberapa data yang akan digunakan sebagai alat perhitungan. misalnya saja harga pokok penjualan atau harga yang didapatkan saat melakukan pembelian barang dagangan. Selain itu, dimasukkan pula harga pembelian bersih dan penjualan bersihnya. Sehingga bisa didapatkan berapa sebenarnya pendapatan bersih yang akan menjadi keuntungan dari bisnis tersebut.

Baca Juga : Franchise Kopi Kenangan, Omsetnya Tembus Miliaran Per Bulan Loh

Cara Menentukan Laba Usaha

Untuk mendapatkan informasi mengenai besaran keuntungan dari sebuah usaha, maka ada beberapa cara yang bisa dipakai untuk mendapatkan rumus laba usaha secara mudah. Beberapa cara tersebut antara lain adalah :

  1.       Melakukan Identifikasi Setiap Biaya

Dalam mendapatkan rumus laba usaha, yang pertama harus dilakukan adalah melakukan identifikasi item biaya produksi. Langkah ini harus dilakukan secara detail dan tidak boleh ada item yang terlewatkan proses identifikasinya.

Cara yang dilakukan adalah dengan menghitung semua biaya yang dicatat pada setiap alur di dalam proses produksi. Biaya produksi dibagi ke dalam dua jenis. Yang pertama adalah biaya tetap, dan kedua adalah biaya variabel.

Biaya tetap merupakan biaya yang nilainya sama berapapun jumlah barang yang diproduksi. Sementara untuk variable cost ditentukan oleh jumlah barang yang akan diproduksi.

  1.       Menyusun Laporan Laba Rugi

Langkah kedua yang harus dilakukan adalah melakukan penyusunan laporan laba rugi. Dalam laporan ini tersaji mengenai sumber pendapatan serta beban yang harus dibayar perusahaan dalam periode akuntansi tertentu. Untuk proses penghitungan laba rugi perusahaan menggunakan rumus sebagai berikut :

Laba Bersih = Laba Kotor-Beban Usaha

  1.       Menghitung Biaya Pembentuk HPP

Guna mendapatkan nilai laba, hal yang perlu diketahui adalah mengenai harga pokok penjualan (HPP) atau biaya untuk bisa memperoleh barang yang dimaksud. Dalam mendapatkan besaran nilai HPP digunakan rumus sebagai berikut :

HPP = Bahan baku yang dipakai + total produksi + saldo akhir persediaan (Saldo awal persediaan – saldo akhir persediaan)

Perlu diketahui bahwa HPP adalah hasil dari perhitungan semua biaya yang harus dikeluarkan pada setiap proses produksi sampai tiba di gudang dan dianggap sebagai barang persediaan. Dalam setiap bisnis, HPP merupakan kumpulan dari semua biaya yang harus dibayarkan oleh perusahaan.

  1.       Mengidentifikasi Saldo

Di tahap keempat, setiap pelaku bisnis akan diminta untuk menghitung jumlah saldo awal pada persediaan bahan baku. Saldo awal adalah total nilai persediaan bahan baku di awal periode

  1.       Menghitung Penjualan

Cara terakhir adalah dengan melakukan perhitungan penjualan bersih. Penjualan bersih didapatkan dari hasil penjualan yang dikurangi retur penjualan dan potongan penjualan. Untuk penghitungannya, digunakan rumus seperti di bawah :

Penjualan bersih = Penjualan  – retur penjualan – potongan penjualan

Baca Juga : Begini Cara dan Manfaat Memahami Rumus Mencari Laba

Faktor Yang Mempengaruhi Laba

Untuk bisa mendapatkan laba usaha, terdapat beberapa faktor yang bisa memberikan pengaruh. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besaran laba yang dihasilkan dari perhitungan menggunakan rumus laba usaha tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah :

  1.       Fluktuasi dari jumlah unit yang berhasil dijual beserta dengan harga jual tiap unit.
  2.       Fluktuasi harga pokok penjualan. Dimana perubahan HPP ini ditentukan oleh besarnya jumlah unit yang berhasil dijual atau diproduksi atau juga berdasar dari harga pokok setiap unitnya.
  3.       Fluktuasi dari biaya usaha. Hal ini biasanya ditentukan oleh besarnya unit yang dijual, ragam unit yang dijual serta variasi pada harga jual beserta dengan seberapa efisien aktivitas perusahaan.
  4.       Fluktuasi pos penghasilan atau biaya non operasi yang ditentukan oleh variasi julah unit yang dipasarkan. Selain itu dipengaruhi juga oleh beragamnya tingkat harga yang ditetapkan serta adanya pergantian kebijaksanaan pada diskon yang diberikan.
  5.       Fluktuasi pajak perseroan. Hal ini ditentukan oleh tingkat laba yang didapatkan atau juga besaran tarif pajak yang ditetapkan oleh pihak pemerintah.
  6.       Adanya perubahan pada metode akuntasi yang digunakan.

Nah itulah penjelasan mengenai cara mengetahui besaran laba perusahaan menggunakaan rumus laba usaha. Termasuk beberapa faktor yang bisa mempengaruhi besaran laba yang bisa didapatkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like