Bagi mereka yang sering bergelut dengan dunia digital marketing, isilah buyer persona mungkin bukan hal yang asing. Buyer persona adalah sebuah strategi yang ditujukan untuk mengenali apa keinginan konsumen. Khususnya terkait dengan brand yang ditawarkan pada konsumen tersebut.
Lantas, bagaimana bisa mendapatkan informasi mengenai buyer persona ini? Buyer persona adalah sebuah gambaran dari target pelanggan yang disimpulkan dari aktivitas penelitian secara mendalam. Dari buyer persona inilah, gambaran seorang pelanggan bisa didapatkan. Baik mengenai apa yang mereka harapkan, permasalah yang dihadapi serta proses pengambilan keputusan saat hendak melakukan pembelian produk.
Secara sederhana, pelaku bisnis harus membuat profil pelanggan yang dianggap nyata, sehingga bisa benar-benar mampu menemukan cara untuk menarik konsumen atau juga calon konsumen. Sebab, alasan orang membeli sebuah produk tidak sama satu dan lainnya. Oleh karena itu, harus dibuat lebih dari satu persona konsumen.
Baca Juga : Keuntungan Penggunaan Lean Six Sigma Adalah, Inilah Penjelasannya!
Sebagaimana sudah disebutkan diatas, buyer persona adalah gambaran dari pelanggan dan menjadi target dari perusahaan. Buyer persona merupakan sebuah dokumen yang bisa menjelaskan masalah apa yang dihadapi oleh pelanggan dan bagaimana cara mereka membuat keputusan ketika membeli sebuah produk.
Oleh karena itu, susunan buyer persona ini harus dibuat secara rinci agar mampu memberikan semua informasi yang dibutuhkan. Tujuannya agar karakteristik konsumen bisa lebih dikenali dan memudahkan dalam mengenali keinginan konsumen.
Dalam membuat buyer persona terdapat beberapa hal yang perlu untuk dianalisis dan ditentukan. Beberapa hal yang harus disertakan pada pembuatan buyer persona adalah :
Perusahaan memerlukan beberapa data pribadi konsumen sebagai bahan dasar melakukan analisa. Point yang harus disertakan dalam pengisian data pribadi ini antara lain adalah :
– Nama konsumen, meliputi nama lengkap dan nama panggilan untuk menciptakan keakraban
– Jenis kelamin
– Usia
– Latar belakang pendidikan
– Status apakah sudah bekerja atau belum dan apa profesinya
– Gambaran penghasilan yang dimiliki setiap bulan
– Status pernikahan
Komponen tingkah laku ini menjelaskan mengenai kebiasaan yang sering dilakukan konsumen. Hal ini merupakan salah satu bentuk analisa mengenai customer behaviour. Beberapa hal yang bisa ditanyakan dalam komponen tingkah laku untuk penyusunan buyer persona adalah :
– Hobby yang disukai oleh konsumen
– Makanan dan minuman favorit
– Nama media sosial yang digunakan
– Komunitas yang diikuti
Komponen terakhir yang harus diketahui oleh perusahaan ketika menciptakan buyer persona yaitu mengetahui kebiasaan belanja dari konsumen tersebut. Hal ini bisa diketahui dengan memberikan beberapa pertanyaan seperti :
– Media komunikasi yang paling sering digunakan (telepon, email, tatap muka atau menggunakan media tulis seperti whatsapp).
– Bagaimana konsumen mengetahui produk perusahaan ( iklan, saran teman, internet, televisi atau media lain)
– Kebiasan belanja yang sering digunakan (online atau offline)
– Cara pembayaran belanja (cash, debit atau barcode atau kartu kredit)
Baca Juga : 5 Ide Jualan Apa yang Cepat Laku di Bulan Ramadan, Pasti Diserbu Pembeli
Menurut HOotsuite, hal terpenting yang perlu dilakukan perusahaan adalah menentukan siapa pihak yang akan benar-benar membeli produk yang ditawarkan. Dan bukan pada pihak yang hanya baru diharapkan untuk membeli produk tersebut.
Oleh karena itu, dibutuhkan riset yang mendalam guna mendapatkan informasi tersebut. Dalam hal ini buyer persona perlu dibuat secara lengkap dan detail. Oleh karena itu, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menyusun buyer persona adalah :
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan meneliti semua konsumen yang pernah menjadi konsumen produk kita. Selanjutnya adalah mempelajari pelanggan yang pernah menggunakan produk kita.
Berikutnya mulai mengumpulkan data pribadi yang meliputi usia, tempat tinggal, karakter, minat cara belanja dan lain sebagainya. Semua informasi ini harus dicatat secara lengkap dan bisa dikonfirmasikan kepada konsumen melalui survey baik secara online atau focus group. Akan lebih baik bila bisa dilakukan penggalian data dengan cara wawancara langsung karena akan memudahkan pendekatan secara personal. Bila didapat informasi bahwa konsumen juga menjadi pelanggan competitor, galilah lebih mendalam informasi yang dibutuhkan agar produk kita bisa memenuhi harapan konsumen yang sebelumnya diperoleh dari competitor. Sehingga ke depan, konsumen bisa beralih menjadi konsumen loyal pada produk yang kita jual.
Dalam buyer persona, perlu dilakukan pencarian informasi mengenai masalah yang sedang dihadapi oleh konsumen terkait dengan produk yang dicarinya. Hal ini bisa diketahui dengan terlibat di media sosial dan meneliti secara langsung. Jika memungkinkan, lakukan survey dan mintalah review atas produk yang mereka gunakan.
Hal terakhir dari proses buyer persona adalah dengan mengetahui tujuan konsumen dalam membeli produk. Apakah mereka membeli produk kita untuk tujuan pribadi atau professional. Sehingga nantinya bisa diberikan konten atau produk yang sesuai dengan tujuan tersebut.